1.Tetap memilih dan memakai voice over talent
manusia [Human Voice].
2.Memilih dan menggunakan VO-AI [Artificial
Intelligence].
3.Memilih dan memakai perpaduan Human Voice + VO-AI.
Tentu saja setiap klien memiliki hak prerogatif untuk memutuskan memilih
VO manusia atau VO AI.
Mari kita telusuri lebih
dalam mengenai Voice Over Manusia [Human
Voice] VS VO-AI [Artificial
Intelligence]. Apa saja keunggulan dan kelemahan nya :
AI mampu meniru
suara manusia hingga detail terkecil. Namun, ada elemen penting yang tidak bisa
ditiru, yaitu spontanitas, intuisi, pengalaman hidup serta improvisasi. Dan satu lagi yang paling jelas siapapun tidak
bisa membantahnya termasuk para ahli di bidang teknologi ini yaitu “jiwa” di balik suara itu.
Inilah yang membuat pengisi suara manusia tetap unggul.
Apa yang membuat VO manusia lebih unggul & istimewa?
1.Spontanitas: Dalam proyek seperti drama audio atau iklan, improvisasi kecil dapat membuat narasi terdengar lebih hidup.
2.Intuisi: Pengisi suara manusia bisa menyesuaikan intonasi sesuai dengan konteks emosional, sesuatu yang tidak bisa diprediksi oleh algoritma.
3.Pengalaman Hidup: Suara manusia membawa cerita dan kepribadian unik yang menciptakan hubungan emosional dengan audiens.
4.Improvisasi : Keahlian yang sulit di tiru oleh teknologi.
Lalu apa kata para pakar & ahli dari berbagai
dunia yang terlibat langsung dalam Industri voice over ini ?
Dr. Andrew Ng [Stanford,
AS]:
Menyatakan bahwa meskipun AI bisa menjadi sangat realistis, tingkat kedalaman
emosional pada manusia sulit dicapai sepenuhnya karena keterbatasan data yang
kontekstual.
Dr. Yann LeCun [Prancis]: Mengakui bahwa teknologi AI saat
ini belum dapat menangani kebutuhan spontanitas dan improvisasi.
Dr. Jane L. Aiello [AS], seorang ahli komunikasi
digital, memprediksi bahwa personalisasi berbasis suara manusia akan menjadi
tren besar karena meningkatkan koneksi emosional pelanggan dengan merek.
Alex Hunt, CEO di Behavioral Architects [UK],
menyatakan bahwa suara manusia jauh lebih efektif dibandingkan AI untuk
membangun loyalitas merek di segmen premium.
Valentina Volpi [Italia] : Valentina, seorang ahli di bidang voice over, menyatakan bahwa meskipun voice over berbasis AI menawarkan solusi yang hemat biaya dalam situasi tertentu, aktor suara manusia unggul dalam menyampaikan narasi yang berkualitas tinggi, emosional, dan tersinkronisasi dengan baik. Hal ini menjadikan tak tergantikan untuk konten yang memerlukan sentuhan manusia yang autentik dan bernuansa.
Jamie Hill [Amerika
Serikat]: Jamie
Hill, seorang profesional voice over, mengamati bahwa teknologi voice over
berbasis AI dapat membuat teks terdengar sangat mirip dengan suara manusia
dengan memahami struktur kalimat dan maksud yang ingin disampaikan. Namun, ia
juga menekankan bahwa suara AI masih kurang dalam kualitas yang membuat ucapan
terdengar benar-benar manusiawi.
GraySpark Audio [Inggris]:
GraySpark
Audio, sebuah perusahaan audio terkemuka, menyatakan bahwa teknologi voice over
AI telah mentransformasi industri dengan menawarkan kecepatan, efisiensi biaya,
dan akurasi. Namun, mereka juga mengingatkan adanya kelemahan, seperti
kurangnya emosi dan kehangatan yang biasanya ditemukan dalam suara manusia.
Kelebihan
VO AI:
1.Efisiensi waktu dan
biaya: AI bisa
menyelesaikan proyek dalam hitungan menit tanpa tambahan biaya produksi.
2.Konsistensi: Suara AI tidak pernah keluar
nada atau kehilangan kualitas di tengah proyek.
3.Kemampuan multibahasa: Dengan algoritma canggih, AI
bisa menghasilkan suara dengan aksen atau bahasa yang sangat bervariasi,
meskipun untuk aksen dan logat daerah masih kesulitan.
Kekurangan
VO AI:
1.Keterbatasan emosi: AI tidak bisa menangkap dan
menyampaikan emosi dengan cara yang sama seperti manusia.
2.Kurangnya spontanitas: Suara AI terdengar terlalu
“disiapkan” dan kehilangan kealamian yang sering dicari dalam narasi manusia.
3.Mekanikal pada proyek
kompleks: Untuk
proyek seperti drama audio atau narasi dengan banyak lapisan emosi, AI masih
terasa kaku.
0 komentar:
Posting Komentar